Exam in Kuta Beach

Standard

Tak ngomong, diam pun jadi.

Menghabiskan liburan aku di Pare satu bulan. Padahal lebih banyak mainnya ketimbang belajar di situ. Tapi setidaknya ada juga dikit-dikit belajarnya. Belajar bahasa inggris rasanya kurang lengkap kalo nggak practice langsung ama native speaker-nya. Makanya itu aku ikutan exam di Kuta, Bali.

Padahal kemampuan inggris-ku masih banyak trouble, dan loading. Tapi nggak papa, yang penting bisa ngomong, walaupun nggak karuan.

Peserta exam diberi waktu banyak. Dari abis dzuhur sampe menjelang maghrib buat nyari bule-bule yang mau diganggu orang-orang macam kami. Tapi rata-rata mereka orangnya “welcome”. Maksud aku welcome tu, bukannya wajah mereka mirip keset, tapi orangnya ramah. Kecuali yang dari Asia, kayak Korea dan teman-temannya. Mereka kayak sinis, ato cuman perasaanku aja. Lagipula dalam hal inggris, mereka bukan native speaker.

Dibantu temanku yang udah lumayan, aku menemukan bule yang bersedia diajak bincang-bincang. Pastinya cewek muda dong. Exam sekalian refreshing sama yang segar-segar, kata orang two in one.

Namanya Luna Stevenson. Orangnya ternyata baru berumur 23 taon. Pas kutanya apakah dia seorang mahasiswi ato baru lulusan. Ternyata bukan. Dia bukan mahasiswi, tapi dia yang ngajarin mahasiswa-mahasiswi. Dia seorang dosen bahasa Inggris di Jepang. Tau begitu, aku malah tambah nervous. Soalnya, inggrisku banyak nggak beres. Aku mau bilang kalo inggrisku masih blepotan, tapi bingung translate ke inggrisnya apaan. Akhrinya yang keluar malah kalimat: I’m sorry. My english language is low byte. Terdengar kayak ngomongin batere HP.

Ada juga ketemu bule songong dari Uruguay. Dia membangga-banggakan kesebelasannya yang berhasil unggul atas Indonesia beberapa waktu lalu.

Temanku malah pengen coba ngobrol sama cewek Korea. Just small talk. Tapi rata-rata orang Korea orangnya rame-ramean, nggak sendirian, jadi susah dideketin. Tapi kebetulan kemarin ada cewek Korea cantik duduk sendirian sedang menikmati angin pantai.

Langsung kami samperin. Temanku ngomong dan aku diam karena masih loading. Memperkenalkan diri bahwa kami murid kursus inggris dan mau practice ke dia (cuma basa-basi. Padahal kan bahasa ibu mereka bukan inggris). Waktu temanku ngomong menanyakan apakah dia mau meluangkan waktunya untuk kami, aku mulai heran. Dari awal perkenalan tadi ni cewek senyum-senyum mulu. Kayak ada sesuatu yang sangat konyol, yang pengen dia katakan ke kami, tapi diulur dulu sampe waktu yang tepat.

Setelah temanku selesai dengan basa-basinya dan menanyakan apakah dia bersedia, cewek itu baru mulai ngomong. Aku berharap semoga dia bersedia.

Dia ngomongnya begini: I’m so sorry. I come from Jakarta.

10 thoughts on “Exam in Kuta Beach

  1. Yaelah.. kemajuan banar ikam tuh ham.. sudah kebali ikam..

    ngomong-ngomong ngobrol sama native speaker, aku ada temen cewek bule dari Inggris yang mau minta diajarin bahasa Indonesia. Tiap malam minggu kami janjian saling mengajarkan bahasa live pake YM.

    Katanya inya handak ke Indonesia tahun kena, inya tertarik sama budaya Indonesia..

    Ya udah ham.. meski ane gak bisa kemana-mana*keliling dunia, ane ngandelin internet aja buat belajar.

      • Berarti kalsel n kalteng sudah. Tinggal kalbar n kaltim ae ge to.
        Hanyar Pulau Jawa, mbah tu Pulau Bali, mbah tu NTB, mbah tu NTT, mbah tu hanyar Sumatera, mbah tu Sulawesi, mbah tu Papua.
        Masih banyak, Qor.

  2. Hahahaha… Salah identifikasi!! Saya juga pernah begitu pas jaman SMP dulu. Persis kejadiannya ya di Kuta juga, nyamperin cewek duduk sendirian juga, saya ngajakin ngoceh Inggris buat latihan juga, dan dianya juga jawab “I come from Jakarta.”

Leave a comment