Perbedaan Agama Samawi dan Ardhy

Standard

Agama Samawi dan Adhi

Samawi dari segi bahasa artinya langit, sedangkan Ardhy berarti bumi.

Lalu di mana letak perbedaan dari dua istilah ini?

Pertama

Tulisannya beda.

Kedua

Agama samawi berarti agama langit. Maksudnya agama ini memiliki kitab suci yang diturunkan oleh Tuhan.

Agama yang termasuk agama samawi adalah: Yahudi (Judaism), Nashrani (Kristen/Katholik) dan Islam.

Agama Ardhy berarti agama bumi. Dalam artian agama ini tidak mempunyai kitab suci dari langit, melainkan hanya memiliki kitab pegangan entah dari mana. Kalau kita teliti lebih dalam, sebenarnya agama ardhy adalah hasil dari kebudayaan yang bermetamorfosis menjadi agama, karena saking fanatiknya kepad kebudayaan tersebut.

Footnote:

Postingan ini bersifat kontemporer (karena ada yang mendesak). Akan diperbaharui secepat mungkin.

Pembaruan

UAS pasti berlalu. Kedengarannya seperti judul sesuatu. Syukurnya, UAS emang udah berlalu. Berarti satu bagian hidupku telah selesai. Sebelum pergi liburan, aku mau membereskan satu postinganku yang sempat terbengkalai ini. Aku musti menuntaskannya karena ngeblog adalah bagian dari hidupku dan untuk mendapatkan hidup yang komplit haruslah meluangkan waktu untuk bagian-bagian hidup itu.*Ngomong apa sih ni orang*

Oke, melanjutkan pembicaraan atau lebih tepatnya pembahasan yang kemarin, yaitu tentang agama samawi dan ardhi.

Kita mulai dari agama samawi. Agama samawi atau bisa juga disebut agama langit, adalah agama yang diyakini oleh pemeluknya dibangun berdasarkan wahyu dari Tuhan.

Beberapa karakter yang dimiliki oleh agama samawi di antaranya:

1. Memiliki definisi tentang Tuhan yang jelas.

2. Memiliki penyampai ajaran, yang biasa dalam islam disebut sebagai Rasul. Rasul berbeda dengan Nabi.

3. Memiliki kumpulan wahyu-wahyu dari Tuhan, yang diformat dalam kitab suci.

Sementara agama ardhi adalah kebalikan dari agama samawi. Setidaknya dalam tiga karakter di atas.

Karakter Pertama

Kita ambil satu contoh, Buddhisme misalnya. Dalam agama Budha tentang konsep Tuhan sangat tidak jelas dan tidak kontras. Ajaran tentang pengenalan Tuhan dalam ajaran Budha sangat buram. Buku-buku Buddhisme pada umumnya tidak memuat uraian dan pembahasan tentang Tuhan. Siddharta Gautama sendiri tidak memberikan penjelasan dan doktrin tentang Tuhan. Penolakan Gautama dengan tidak membicarakan ketuhanan telah ‘memiskinkan’ Buddhisme dalam pembicaraan tentang ketuhanan.

Dalam sebuah tulisan yang pernah sempat kubaca, seseorang  menanyakan kepada penganut Buddhisme: kenapa Buddha tidak mempuyai konsep yang jelas tentang Tuhan, dan dia menganggap itu adalah kemiskinan ajaran Buddhisme. Penganut Buddhisme itu malah mengatakan bahwa agama yang mempunyai konsep jelas tentang Tuhan, itulah sebenarnya agama yang miskin dan salah.

Penganut Buddhisme itu mengambil Islam sebagai contoh. Dalam Islam, Tuhan dikenal memiliki 20 sifat dan 99 nama seperti Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Melihat, Maha Mendengar dan lain sebagainya. Ini berarti orang-orang muslim membuat konsep, ide atau gagasan tentang Tuhan. Mereka mengungkapkan Tuhan yang tidak terbatas dengan kata-kata dan bahasa  manusia yang terbatas.

Penganut Buddhisme itu mengatakan bahwa Tuhan dalam konsep, ide, atau gagasan bukanlah Tuhan yang sebenarnya karena Tuhan yang sebenarnya di luar konsep, ide, atau gagasan. Tuhan seperti itu adalah Tuhan yang diciptakan oleh manusia, bukan Tuhan yang sebenarnya. Tuhan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata dan bahasa. Tuhan adalah misteri yang tidak dapat diketahui, tidak dapat dipahami, dan tidak dapat dipikirkan oleh akal manusia. Karena itu, Tuhan tidak dapat dikatakan “begini” dan “begitu”.

Namun, aku sebagai orang Islam tentu saja kebingungan, apakah harus tertawa atau tersinggung dengan tudingan konyol itu. Bukannya Islam adalah agama samawi, yang jelas-jelas memiliki wahyu dari Tuhan. Dari wahyu itulah Allah memperkenalkan Dzat-Nya sendiri dengan bahasa Al Qur’an yang tentunya bisa dimengerti oleh manusia. Pada intinya, konsep Tuhan bukan buatan manusia, melainkan dari Tuhan sendiri.

Karakter Kedua dan Ketiga

Selain tidak mempunyai konsep yang jelas tentang Tuhan, agama ardhi juga tidak memiliki pembawa risalah. Makanya itu, dalam ajaran mereka tidak dikenal adanya Rasul. Selain itu pula mereka tidak memiliki kitab suci berupa wahyu yang diturunkan Tuhan. Kitab suci mereka adalah bukan dari Tuhan. Tudingan oleh penganut Buddhisme di atas, yang menyalahkan bahwa agama yang memiliki konsep Tuhan yang jelas adalah Tuhan yang diciptakan oleh manusia sendiri, merupakan bahwa dia mengira dan beranggapan kitab suci agama samawi adalah buatan manusia seperti kitab suci agama ardhi. Padahal pada kenyataannya kitab suci agama samawi dari Tuhan.

Lahirnya agama ardhi merupakan metamorfosis dari kebudayaan. Hal ini akibat dari saking fanatiknya dengan kebudayaan tersebut. Setelah melalui proses yang lama pandangan kepada budaya itu menjelma dan merasuk kepada agama. Agama dan budaya bercampur menjadi perwujudan yang satu.

Jika kita visualisasikan perbedaan antara agama samawi dan ardhi, bakal jadi seperti ini

Pembagian

Katakanlah agama samawi itu ada di wilayah A, sedangkan untuk agama ardhi menempati wilayah C.

Berbagai sumber.

Images by google.

20 thoughts on “Perbedaan Agama Samawi dan Ardhy

  1. masa sih ham, agama ardhi itu agama yang lahir dari budaya…
    maka nabi tu lebih dari 1000 wan rasul lebih dari seratus?

    ku tunggu more explanationnya…

      • so what?
        loe liat agama Budha?
        siapa tau, dulu Budha Gautama itu Nabi Allah, terus karena pengikutnya menyimpang ajarannya. Ya mereka membuat ajaran baru*merubah syariat.

        Masa Allah membiarkan manusia sesat terus menerus waktu zaman dulu?

      • Agama ardhi seperti Budha ngga mempunyai sejarah Nabi apalagi Rasul.
        Kitab suci mereka adalah Tripitaka, lantas dalam Al Qur’an apakah kitab tersebut disebutkan?
        Yang disebutkan cuman Taurat, Zabur serta Injil (Bible).

  2. bener nih menurut saya si admin. saya yg beragama Islam ngerasa dan berfikir udah jelas banget loh di Al Qur’an ga disebutin kitab tripitaka.. trus mau apalagi? mau mengubah2 ketentuan Allah? ya jaman sekarang sih udah banjir yg pake akal pinternya buat cari2 alasan kebenaran Al Qur’an yg udah jelas2 itu adalah Firman (perkataan) Allah.

    • al qur”an bukan perkataan TUHAN.!! tapi perkataan muhammad!! apakah TUHAN menyediakan bidadari bidadari cantik dan minuman anggur di sorga??? apakah TUHAN berfirman bahwasanya para budak dan tawanan wanita halal diperkosa?? TUHAN itu penuh cinta kasih friend.bukan penuh amarah.

  3. gusrizal

    Beberapa karakter yang dimiliki oleh agama
    samawi di antaranya:
    1. Memiliki definisi tentang Tuhan yang jelas.
    2. Memiliki penyampai ajaran, yang biasa dalam
    islam disebut sebagai Rasul. Rasul berbeda
    dengan Nabi.

    Kata memiliki DEFINISI tentang Tuhan itu kurang tepat mas,,lebih tepat kata2nya dirubah ke MENGENAL.
    kalau tau definisi Tuhan berarti tau wujud Zat.,dan ini sangat tidak benar dan diluar konsep Agama Samawi..
    Agama Samawi hanya Mengenal Asma,Sifat,dan Afal saja..Sebab Tuhan itu diluar komplek Definisi..
    terima kasih….salam santun

  4. agama islam bukan termasuk agama samawi.cobalah kita cerna secara logika dgn fikiran yg tulus.agama islam itu adalah agama ardhy.dalam artian agama islam tidak mempunyai kitab suci yg benar benar wahyu dari TUHAN.begitu terlihat banyaknya tertulis peraturan dan hukum duniawi.dan ajaran ajarN yg tidaklah logika dan berdasarkan ajaran dari TUHAN.sbg contoh.disurga disediakan bidadari bidari cantik jelita dan minuman anggur.para tawanan dan budak halal digaulin dan diperkosa.apakah ini yg namanya wahyu dari TUHAN???? banyak lagi keganjilan keganjilan yg tertulis dan tersirat di qur’an.dan yg ke.(2). di injil malaikat gabriel.sementara di qur’an malaikat jibril.apakah TUHAN menurunkan wahyunya membuat nama nama yg berbeda?? hampir keseluruhan isi qur’an dikutip dari isi injil dgn merubah nama namanya.agar jgn kelihatan dan seolah olah itu adalah wahyu TUHAN.pada hal isi qur’an itu berasal dari wahyu …..OS. pencipta lagu dangdut.terlalu banyak sekali memutar balikkan isi dari injil.dan tanda tanda kenabian sang muhammad tidak ada sama sekali.seorang nabi tidaklah memintah umatnya untuk mendoakan nabi itu.tapi nabi itulah yg mendoakan umatnya.

    • agan aligano

      5 Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

      Para ulama menyebutkan banyak perbedaan antara nabi dan rasul, tapi di sini kami hanya akan menyebutkan sebahagian di antaranya:
      1. Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian. Karena tidak mungkin seorang itu menjadi rasul kecuali setelah menjadi nabi. Oleh karena itulah, para ulama menyatakan bahwa Nabi Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- diangkat menjadi nabi dengan 5 ayat pertama dari surah Al-‘Alaq dan diangkat menjadi rasul dengan dengan 7 ayat pertama dari surah Al-Mudatstsir. Telah berlalu keterangan bahwa setiap rasul adalah nabi, tidak sebaliknya.
      Imam As-Saffariny -rahimahullah- berkata, “Rasul lebih utama daripada nabi berdasarkan ijma’, karena rasul diistimewakan dengan risalah, yang mana (jenjang) ini lebih ringgi daripada jenjang kenabian”. (Lawami’ Al-Anwar: 1/50)
      Al-Hafizh Ibnu Katsir juga menyatakan dalam Tafsirnya (3/47), “Tidak ada perbedaan (di kalangan ulama) bahwasanya para rasul lebih utama daripada seluruh nabi dan bahwa ulul ‘azmi merupakan yang paling utama di antara mereka (para rasul)”.

      2. Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.
      Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan bahwa yang didustakan oleh manusia adalah para rasul dan bukan para nabi, di dalam firman-Nya:
      ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوهُ
      “Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya”. (QS. Al-Mu`minun : 44)
      Dan dalam surah Asy-Syu’ara` ayat 105, Allah menyatakan:
      كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
      “Kaum Nuh telah mendustakan para rasul”.
      Allah tidak mengatakan “Kaum Nuh telah mendustakan para nabi”, karena para nabi hanya diutus kepada kaum yang sudah beriman dan membenarkan rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-:
      كَانَتْ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ تَسُوْسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ
      “Dulu bani Isra`il diurus(dipimpin) oleh banyak nab. Setiap kali seorang nabi wafat, maka digantikan oleh nabi setelahnya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

      3. Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menyatakan:
      لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
      “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS. Al-Ma`idah : 48)
      Allah mengabarkan tentang ‘Isa bahwa risalahnya berbeda dari risalah sebelumnya di dalam firman-Nya:
      وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ
      “Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu diharamkan untuk kalian”. (QS. Ali ‘Imran : 50)
      Nabi Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menyebutkan perkara yang dihalalkan untuk umat beliau, yang mana perkara ini telah diharamkan atas umat-umat sebelum beliau:
      وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمَ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا
      “Dihalalkan untukku ghonimah dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid (tempat sholat) dan alat bersuci (tayammum)”.(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir)
      Adapun para nabi, mereka datang bukan dengan syari’at baru, akan tetapi hanya menjalankan syari’at rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi Bani Isra`il, kebanyakan mereka menjalankan syari’at Nabi Musa -’alaihis salam-.

      4. Rasul pertama adalah Nuh -’alaihis salam-, sedangkan nabi yang pertama adalah Adam -’alaihis salam-.
      Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan:
      إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ
      “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang setelahnya”. (QS. An-Nisa` : 163)
      Dan Nabi Adam berkata kepada manusia ketika mereka meminta syafa’at kepada beliau di padang mahsyar:
      وَلَكِنِ ائْتُوْا نُوْحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُوْلٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ
      “Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
      Jarak waktu antara Adam dan Nuh adalah 10 abad sebagaimana dalam hadits shohih yang diriwayatkah oleh Ibnu Hibban (14/69), Al-Hakim (2/262), dan Ath-Thobarony (8/140).

      5. Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 91:
      فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
      “Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?”.
      Juga dalam firman-Nya:
      وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
      “Mereka membunuh para nabi tanpa haq”. (QS. Al-Baqarah : 61)
      Allah menyebutkan dalam surah-surah yang lain bahwa yang terbunuh adalah nabi, bukan rasul.

  5. anda katakan beda rasul itu dgn nabi.perbedaannya dimana?? saya tidak pernah dengar muslim bilang rasul muhammad.tapi nabi muhammad.nabi junjungan kita.bukan rasul junjungan kita.itu berarti muhammad itu jauh dibawah nabi.makanya beliau itu tidak dikasih TUHAN tanda kemujizatan!! terbukti bukan??? rasul itu * raja sulo. ke 2. TUHAN itu adalah zat! zat apa?? dan jenis zat apa?? TUHAN itu berbentuk roh.roh yg teramat kudus.bukan zat yg teramat kudus. TUHAN meniupkan rohnya yg teramat kudus itu.sehingga manusia itu hidup.bukan meniupkan zatnya! disinilah terlalu kelihatan bahwasanya kitab qur’an itu adalah buah fikir manusia semata,manusia dari tanah arab! lalu dibukukan dan diikrarkan sbg wahyu.bertobatlah……!!

    • agan aligano

      5 Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

      Para ulama menyebutkan banyak perbedaan antara nabi dan rasul, tapi di sini kami hanya akan menyebutkan sebahagian di antaranya:
      1. Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian. Karena tidak mungkin seorang itu menjadi rasul kecuali setelah menjadi nabi. Oleh karena itulah, para ulama menyatakan bahwa Nabi Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- diangkat menjadi nabi dengan 5 ayat pertama dari surah Al-‘Alaq dan diangkat menjadi rasul dengan dengan 7 ayat pertama dari surah Al-Mudatstsir. Telah berlalu keterangan bahwa setiap rasul adalah nabi, tidak sebaliknya.
      Imam As-Saffariny -rahimahullah- berkata, “Rasul lebih utama daripada nabi berdasarkan ijma’, karena rasul diistimewakan dengan risalah, yang mana (jenjang) ini lebih ringgi daripada jenjang kenabian”. (Lawami’ Al-Anwar: 1/50)
      Al-Hafizh Ibnu Katsir juga menyatakan dalam Tafsirnya (3/47), “Tidak ada perbedaan (di kalangan ulama) bahwasanya para rasul lebih utama daripada seluruh nabi dan bahwa ulul ‘azmi merupakan yang paling utama di antara mereka (para rasul)”.

      2. Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.
      Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan bahwa yang didustakan oleh manusia adalah para rasul dan bukan para nabi, di dalam firman-Nya:
      ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوهُ
      “Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya”. (QS. Al-Mu`minun : 44)
      Dan dalam surah Asy-Syu’ara` ayat 105, Allah menyatakan:
      كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
      “Kaum Nuh telah mendustakan para rasul”.
      Allah tidak mengatakan “Kaum Nuh telah mendustakan para nabi”, karena para nabi hanya diutus kepada kaum yang sudah beriman dan membenarkan rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-:
      كَانَتْ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ تَسُوْسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ
      “Dulu bani Isra`il diurus(dipimpin) oleh banyak nab. Setiap kali seorang nabi wafat, maka digantikan oleh nabi setelahnya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

      3. Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru. Allah -Subhanahu wa Ta’ala- menyatakan:
      لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
      “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS. Al-Ma`idah : 48)
      Allah mengabarkan tentang ‘Isa bahwa risalahnya berbeda dari risalah sebelumnya di dalam firman-Nya:
      وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ
      “Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu diharamkan untuk kalian”. (QS. Ali ‘Imran : 50)
      Nabi Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menyebutkan perkara yang dihalalkan untuk umat beliau, yang mana perkara ini telah diharamkan atas umat-umat sebelum beliau:
      وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمَ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا
      “Dihalalkan untukku ghonimah dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid (tempat sholat) dan alat bersuci (tayammum)”.(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir)
      Adapun para nabi, mereka datang bukan dengan syari’at baru, akan tetapi hanya menjalankan syari’at rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi Bani Isra`il, kebanyakan mereka menjalankan syari’at Nabi Musa -’alaihis salam-.

      4. Rasul pertama adalah Nuh -’alaihis salam-, sedangkan nabi yang pertama adalah Adam -’alaihis salam-.
      Allah -’Azza wa Jalla- menyatakan:
      إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ
      “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang setelahnya”. (QS. An-Nisa` : 163)
      Dan Nabi Adam berkata kepada manusia ketika mereka meminta syafa’at kepada beliau di padang mahsyar:
      وَلَكِنِ ائْتُوْا نُوْحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُوْلٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ
      “Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
      Jarak waktu antara Adam dan Nuh adalah 10 abad sebagaimana dalam hadits shohih yang diriwayatkah oleh Ibnu Hibban (14/69), Al-Hakim (2/262), dan Ath-Thobarony (8/140).

      5. Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 91:
      فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
      “Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?”.
      Juga dalam firman-Nya:
      وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
      “Mereka membunuh para nabi tanpa haq”. (QS. Al-Baqarah : 61)
      Allah menyebutkan dalam surah-surah yang lain bahwa yang terbunuh adalah nabi, bukan rasul.

  6. duljasad

    agan doni.nabi muhammad itu bukan cuma nabi tapi nabi dan rosul.di dalam islam nabi dan rosul jumlahnya banyak.dan yang wajib diketahui di dalam islam nabi dan rosul ada 25.dan nabi muhamad termasuk didalamnya.sementra perbedaan nabi dan rosul diantaranya.kalo nabi itu mendapat wahyu melalui mimpi.sedangkan rosul melalui malaikat……

    dan juga perbedaan lainnya rosul itu nabi yang mempunyai kitab,.sedangkan nabi tida
    dan juga perbedaan lainnya rosul sudah pasti di perintahkan menyebar wahyu.sedangkan nabi terkadang diperintahkan untuk menyebarkannya.dan kadang tida

Leave a comment