Cinta Tak Mungkin Berhenti by Tangga

Standard

Tak ada kisah tentang cinta
Yang bisa terhindar dari air mata
Namun ku coba menerima, hatiku membuka
Siap untuk terluka
Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
Cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
Walau seharusnya bisa saja dulu aku menghindar
Dari pahitnya cinta
Namun ku pilih begini, biar ku terima
Sakit demi jalani cinta (cinta)
Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga (sehingga) hidupku (hidupku) pun berarti
Cinta tak mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
Hanya kamu yang bisa (?)
Bisa membuatku rela (rela menjalani segalanya)
Rela menangis karenamu (ku rela ku rela ?)
Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu sehingga hidupku pun berarti
Cinta tak mudah berganti (cinta tak mungkin berhenti)
Tak mudah berganti jadi benci (tak mudah untuk berganti)
Walau kini aku harus pergi tuk sembuhkan hati
Biar ku pergi sembuhkan hati

Note:
Maafku mungkin sdh kadaluwarsa untuk didengar. Sudah terlalu sering berulang. Sudah terlanjur lama lewat.

Cinta yg tumbuh dgn cepat, secepat saat kamu keluar dari gerbang pagar itu. Begitu saja. Sesederhana itu seseorang sudah bisa jatuh cinta.

Cinta tak mungkin berhenti secepat saat aku jatuh hati. Perlu wktu lebih lama atau sangat lama atau bahkan takkan pernah cukup waktunya untuk mengganti cinta jadi benci atau biasa-biasa saja.[]

Resolusi 2015

Standard

Tahun baru itu di sosmed identik dengan status seperti: please jangan hujan malam ini. Selain itu identik dengan konser, kembang api, konpoi, bakar-bakar sesuatu dengan keluarga, tetangga ataupun teman, niup-niup terompet dan di puncak acara bersama-sama melakukan hitung mundur menjelang 60 detik memasuki tahun yang baru. Selalu begitu seperti tradisi. Merayakan tahun  baru dengan cara lama.

Bagi sebagian orang akan berasa kurang apabila gak merayakan tahun baru, bagi sebagian lagi menganggap biasa-biasa aja, bahkan sebagian lainnya ada yang mengecam. Semua orang punya pilihan masing-masing. Terserah kalian mau seperti apa.Tapi sudah kah menyusun resolusi awal tahun? 😀

Ini serius dan bisa juga sekadar seru-seruan , jadi resolusiku untuk tahun ini ada di daftar di bawah ini.

1. Belajar Ms. Excel, Matlab,database, Oracle, MySQl, Web

2. Segera mendapatkan pekerjaan yang bagus

3. Menabung

4. Mengurangi tidur siang

5. Menambah tidur malam dengan tidak bargadang

6. Menambahkan sedikit olahraga ke dalam rutinitas

7. Mengecilkan lingkar perut

8. Pindah ke provider seluler lain untuk internet biar efisien(read: cepat, murah, fair usage besar dan unlimited= guebanget 😀 )

9. Lebih peka

10. Lebih bertanggungjawab

11. Lebih dewasa

12. Menjadi bijak

13. Berpakaian rapi

14. Merapikan kamar

15.Mengembalikan barang ke tempat semula setelah menggunakannya

16. Sayang dan membahagiakan keluarga

17. Mengerti Indah Resi Bongalasari, gak hanya sebatas keinginannya tapi juga apa yang dibutuhkannya

18. Friendly dan welcome terhadap orang

19. Mono: bertuhan satu, pasangan satu dan bermuka satu aja. Masing-masing dalam artian memiliki spritual yang bagus untuk membentuk karakter yang bagus juga. Setia kepada satu wanita. Tidak menusuk orang dari belakang.

20. Mengurangi rasa malu hingga batas wajar,soalnya kalau kelebihan kan jadi malu-maluin

21. Menjalankan kewajiban seorang muslim dan menjauhi larangan

22. Mengabaikan rasa malas

23. Jangan cuma menulis resolusi tapi LAKUKAN!

Sekian resolusi dari aku. Terimakasih 2014 atas waktunya dan salam kenal 2015. Semoga kita bisa berteman dengan baik dan tidak menjadi tahun yang kosong. Amien.

Catatan Awal Fresh Graduate

Standard

Beberapa belakangan bulan ini aku menyandang status baru. Semenjak aku diyudisium pada bulan Agustus 2014 lalu, aku diberi tambahan dua huruf di ujung nama, yang untuk mendapatkan dua huruf tersebut perlu waktu 4 tahun dan menghabiskan berkarung-karung beras. Sejak diberikan gelar ST, maka resmilah aku menyandang status baru, yaitu fresh graduate! Super sekali. Sungguh luar biasa status itu. Lihatlah status itu ditulis dalam bahasa inggris pula! Tapi tolong hindari mentranslatekannya ke dalam bahasa indonesia. Artinya agak sedikit mengharukan atau tepatnya menyedihkan. Pengangguran baru T_T. Iya itu maksudnya

Sewaktu UN MTs atau SMP aku mengalami kesulitan. Sepanjang tahun demi tahun kujalani dengan pura-pura tanpa beban dan gak belajar. Alhasil saat UN aku takut tidak bisa lulus secara normal. Waktu itu aku berdoa kepada Allah agar aku bisa lulus. Dan bertekad dalam hati apabila lulus dan melanjutkan ke MA atau SMA akan menjadi anak baik, rajin belajar dan mengurangi jam tidur siang. Aku yakin ini adalah ujian berat terakhir dalam hidup, saat ujian ini sdh terlewat, maka aku akan belajar bnr2 dan hidupku gk sesulit ini lagi.
Singkat cerita akhirnya aku dinyatakan lulus. Pada saat di MA tau apa yang terjadi? Ya, ternyata aku masih orang yang sama seperti MTs dlu.

Aku mengulangi kesalahan yang sama, gak belajar, jarang masuk sekolah pelajaran umum, banyak tidur siang dan sedikit tidur malam. Pada saat UN aku mengalami kesulitan lagi. Aku mengira ini adalah kesulitan terberatku, lebih berat daripada sewaktu MTs dulu. Dan lagi-lagi aku berdoa semoga diluluskan dengan normal pastinya tanpa harus ikut ujian paket C. Alhamdulillah kali ini aku masih bisa lolos.

Saat kuliah, aku seperti mahasiswa pada umumnya. Ya benar mahasiswa pada umumnya yang lebih banyak santai daripada anak sekolah, mengerjakan tugas benar-benar sesuai deadline, jadi gak akan dikerjain hingga mendekati deadlilne, kan sesuai :D. Pada saat tiba waktunya semester skripsi, maka aku kembali mengalami kesulitan. Dari mencari judul skripsi, dikonsultasikan, ditolak, disuruh nunggu gak jelas, mencari referensi, ditelponi pacar minta dijenguk, beli komponen buat rakit alat yang mau dirancang (karena aku anak teknik elektro telekomunikasi jadi skripsinya membuat alat), solder sana-solder sini, diujicoba, kesetrum, kebakar, komponen hangus, harus beli lagi, intinya uang lagi itu kan. Hahahah

Kesulitan bagiku seperti dejavu. Rasanya kesulitan terus berulang-ulang. Tanpa henti. Dan aku mengira ini adalah kesulitanku yang paling berat, seandainya aku bisa melewatinya maka hidupku akan teras gampang. Tapi semua kesulitan itu ternyata gak ada apa-apanya setelah aku merasakan menjadi seorang fresh graduate!

Rasanya adalah waw. Mencari pekerjaan itu gak gampang. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang mau menerima kita dan kita mau menerima pekerjaan. Semua orang  menginginkan pekerjaan impian mereka masing-masing, tapi gak semua orang mendapatkannya. Termasuk aku. Hingga saat ini masih belum jelas dimana pekerjaan yang menjadi jodohku nantinya.

Kesulitan hidup akan selalu ada, sampai kapanpun itu. Kita manusia gak akan pernah benar-benar melewati yang namanya kesulitan hidup, karena sehabis kita melewati kesulitan saat ini, akan ada kesulitan selanjutnya.

Seseorang sah-sah saja untuk terpuruk saat dia gagal melawan kesulitannya, tapi dengan satu syarat, yaitu dia tau bagaimana caranya bangun dari keterpurukan itu.

Menjalaninya memang gak semudah menuliskannya seperti ini. Tapi gak ada yang tau sebelum kita berani mencobanya. Apakah kesulitan bisa saja menjadi suatu penyebab seseorang hancur? Ataukah bisa juga menjadikan seseorang jauh lebih kuat dari sebelumnya? Jawabannya ada di tangan masing-masing.

Dua Ginjal

Standard

Rasanya sudah lama bagaimananya caranya menulis, karena saking lamanya tidak mencoba lagi.

Ada beberapa alasan seseorang kembali mencoba menulis blognya. Bisa jadi karena dia menemukan teman baru yang kebetulan suka menulis blog. Ada juga karena seseorang menaksir seseorang yang suka menulis blog sehingga dia harus menghidupkan blognya lagi sebagai media pendekatan tak langsung. Di antanya ada juga karena tujuan komersil. Mungkin juga karena seseorang merasa kesepian. Pada dasarnya ada banyak hal seseorang kembali ke pelukan blognya.

Tahukah bahwa saat sedih datang, bisa jadi sedih itu adalah sedih di atas sedih, hal itu merupakan salah satu dari sekian alasan kenapa orang kembali mengingat-ingat username dan password blognya dan merasa harus membuat postingan sebagai basa-basi kepada blognya yang telah lama dia diamkan selama ini. Itulah sebabnya aku di sini, Kawan.

Satu tahun 2 bulan dan 28 hari adalah waktu yang lumayan cukup panjang untuk menampung beberapa kenangan dengan seseorang. Di dalamnya ada yang namanya memulai perkenalan, ada malu tapi mau, saling memberikan akun, bertukar nomor hp, bertukar cerita, menerka status satu sama lain, mulai memberikan sinyal hati yang sedang kosong, mulai memberikan hati masing-masing, hatiku untuk hatimu-hatimu untuk hatiku, menjalani hubungan yang mulai spesial, saling terlibat di kehidupan satu sama lain, yang sehat merawat yang sakit, yang sakit memastikan dalam hati suatu hari nanti dia akan merawat yang sehat saat dia sakit, mulai memperkenalkan nama teman masing-masing, bahkan mulai memberanikan diri sedikit perkenalan dengan keluarga masing-masing, ada bahagia-ada sedih, ada bangga-ada kecewa, ada harapan-ada putus asa, ada berdamai-ada adu mulut, ada memberi-ada menerima, ada melakukan kesalahan-ada permintaan maaf, ada janji-ada penepatan-ada penepatan telat-ada ingkar, ada senyum-ada rengutan dan yang namanya putus, tapi setelah putus ada balikan lagi, sesudahnya putus lagi dan ada balikan lagi, putus lagi-balik lagi, putus lagi-balik lagi, putus lagi-balik lagi, putus lagi-balik lagi, putus lagi-balik lagi, putus lagi-balik lagi, putus lagi-balik lagi, putus lagi-balik lagi……. dst.

Tapi apa rasanya apabila setelah adanya putus tak pernah ada yang namanya balikan lagi. Ternyata kata yang berada di ujung kalimat yang panjang itu adalah ‘putus’. Padahal rasa-rasanya wajah kita mirip. Kata orang jodoh gak akan kemana dan jodoh itu wajahnya terdapat kemiripan satu sama lain.

Kita seperti dua ginjal. Saat kehilangan satu sama lain maka hanya satu ginjal yang tersisa. Jagalah satu-satunya ginjal itu, jagalah diri masing-masing agar tidak hancur. Rasa-rasanya seperti miss everything tapi life must go on.

Lahir ditertawakan. Meninggal ditangisi?

Standard

Untitled-1Suatu hari dia terlahir ke dunia dalam keadaan menangis.

Tapi, sebaliknya, orang-orang malah menertawainya. Suka cita.

Suatu saat. Di hari, tanggal dan tahun yang masih rahasia namun sudah ditentukan  jauh-jauh hari tercantum di Lauhil Mahfuzd, dia akan meninggal.

Yang jadi pertanyaan ada terdapat setidaknya dua opsi saat dia meninggal:

1. Dia tertawa tapi orang-orang yang ditinggalkannya menangisi kepergiannya.

2. Dia menangis tapi orang-orang yang ditinggalkannya menertawainya (mensyukuri dengan kepergiannya).

Sekarang dia belum meninggal. Jatah hidupnya masih ada beberapa saat. Dia berhak memilih opsi yang mana yang dia inginkan.

Apakah opsi pertama, ataupun kedua. Terserah dia yang menjalani bagaimana cara dia hidup.

Siapakah dia itu?

Dia adalah KITA semua.

Layang-Layang

Standard

layangan

anak-anak & layang-layang

Suatu hari aku ga sengaja liat langit. Kebetualan ada layang-layang lagi terbang. Aku jadi ingat waktu dulu. Anak kecil yang suka lupa menaruh sandalnya di mana. Kemana-mana gak pake sandal.

Semua anak-anak suka layang-layang. Aku juga demikian. Makanya itu, kalo pas ada layang-layang putus yang tertangkap mataku, tanpa pikir panjang langusung kukejar.

Jika layang-layangnya terbang seperti tersendat-sendat itu tandanya tali yang mengikat layang-layang itu panjang dan sesekali tersangkut-sangkut di pohon atau bangunan semacam rumah. Jika itu yang terjadi, maka yang diincar anak-anak adalah benangnya, karena benangnya lebih rendah ketimbang layang-layangnya. Itu disebut pagat panjang (putus dengan tali panjang menjuntai ke bawah).

Tapi lain halnya jika layang-layang itu terbang dalam keadaan cepat, itu tandanya talinya menggantung di udara. Tidak ada cara lain selain mengejar layang-layangnya. Yang ini disebut pagat handap.

Pernah di suatu siang menjelang sore, mataku menangkap layang-layang yang melayang-layang. Putus!

Aku dan tiga orang temanku yang ada di situ langsung mengejarnya. Layang-layang itu jatuh di rawa dengan air selutut. Aku dan teman-temanku tetap menerabas. Sampai akhirnya kami terperosok ke bagian yang lebih dalam. Bagian pinggang ke bawah tenggelam. Yang lain kelihatan susah, aku tetap memaksakan diri dan ujung-ujungnya layang-layang itu sudah ada di tanganku. Pulangnya, kami bingung; di mana kami meninggalkan sandal kami. Badanku di penuhi lintah-lintah berwarna hitam. Sakit memang. Trus badan gatal dan terik matahari yang mulai condong ke barat masih terasa menyengat. Usaha yang berat.

Tapi itu terbayar dengan layang-layang yang tersampir di punggungku. Bukan. Aku gak membicarakan berapa harga layang-layang itu, tapi suatu rasa yang hanya dimengerti anak kecil saat mendapatkan layang-layang putus.